Di daerah pegunungan timur laut pedesaan berdiri sebuah kuil Buddha kecil, bernama Kuil Satu Jari. Kuil ini memang tidak besar tetapi sangat ajaib. Kuil ini memiliki beras yang memancarkan aroma wangi. Kuil ini memiliki air yang manis dan menyegarkan yang menyaingi ambrosia. Kuil ini memiliki para Buddha yang mengabulkan harapan bagi yang tulus. Kuil ini tidak besar tetapi memiliki segalanya. Kuil ini tidak besar tetapi memiliki persembahan dupa yang berkembang jauh melebihi semua kuil. Kuil ini tidak besar tetapi menarik baik warga maupun orang asing yang berbaris dalam semalam ... Kuil ini memiliki biksu botak namun tampan. Setiap hari, dia akan berteriak, “Aku ingin meninggalkan asketisme! Aku ingin menikahi seorang wanita yang tidak terlalu cantik, punya bayi yang lucu, dan menjalani kehidupan yang normal! ” Cerita ini adalah novel kasual yang memperkenalkan berbagai adat istiadat Cina, serta Buddhis. Novel ini berusaha untuk menjadi bacaan yang positif, memungkinkan orang untuk merenungkan bagaimana mereka harus menjalani hidup mereka dan memperlakukan orang lain.
7.1
The Monk That Wanted To Renounce Asceticism Gambar/Wallpaper
10 Gambar The Monk That Wanted To Renounce Asceticism - piece 1
The Monk That Wanted To Renounce Asceticism - piece 2
The Monk That Wanted To Renounce Asceticism - piece 3
The Monk That Wanted To Renounce Asceticism - piece 4
The Monk That Wanted To Renounce Asceticism - piece 5
The Monk That Wanted To Renounce Asceticism - piece 6
Ada kendala membaca?