Dipaksa untuk menjadi pewaris Keluarga Kamo untuk melindungi ibunya, Noritoshi percaya dirinya dan Megumi memiliki persamaan. Megumi menolak ini dan segala yang dipercayai oleh keluarga penyihir, berkeinginan untuk menyelamatkan Yuji apa pun yang terjadi. Ideologi dan teknik kutukan mereka bentrok sampai muncul musuh tak terduga yang sangat jahat.
"Maka mari kita sepakat... untuk saling mengutuki!"
Noritoshi lahir dari seorang ayah yang kejam yang tidak dapat membuat istri sahnya melahirkan seorang putra yang memiliki Manipulasi Darah. Untuk memastikan Keluarga Kamo memiliki pewaris, ibu Noritoshi menjadi selir yang melahirkan seorang putra yang dapat menjadi pewaris sah. Demi melindungi ibunya, Noritoshi bertekad berperan sebagai pewaris yang sejati.
Megumi dan Noritoshi terus berduel dengan jarak dekat tetapi tongkat tonfa kedua Megumi hancur karena kekuatan musuhnya yang ditingkatkan. Noritoshi mengekspresikan kebahagiaan karena Megumi semakin kuat tetapi siswa tahun pertama itu tidak mengerti mengapa mereka bertindak akrab. Noritoshi percaya bahwa mereka berdua akan menjadi tiang yang menopang keluarga penyihir tetapi Megumi menyatakan bahwa dia tidak memiliki hubungan dengan keluarga Zenin.
Megumi melepaskan Max Elephant melawan Noritoshi.
Noritoshi secara terbuka mengungkapkan bahwa dia berencana membunuh Yuji atas kehendaknya sendiri. Dia percaya bahwa Megumi seharusnya mengerti karena mereka sama. Megumi menolak gagasan ini dan menyatakan bahwa dia hanya percaya pada nuraninya sendiri. Terlepas dari apa yang dikatakan orang lain, Megumi akan menyelamatkan orang-orang dan jika Noritoshi tidak setuju, mereka hanya harus sepakat untuk saling mengutuki!
Seekor kodok muncul di belakang Noritoshi, tetapi itu hanya tiruan untuk memberi waktu kepada Megumi. Sementara lawannya teralihkan, Megumi menggunakan energi kutukan yang besar untuk memanggil shikigami yang baru saja diserahkan: Max Elephant! Noritoshi mencoba bertindak lebih dulu tetapi dia diterjang keluar kuil oleh banjir air yang ditembakkan dari belalai Max Elephant. Sementara Noritoshi tersapu di tengah udara, Megumi memanggil Nue untuk menjatuhkannya.
Pertarungan Megumi dan Noritoshi terganggu oleh serangan musuh.
Noritoshi diingatkan dengan perjuangan ibunya dan menolak untuk menyerah. Dia melemparkan kantung darah pada Nue dan mengendalikannya menggunakan Manipulasi Darah: Crimson Binding. Keduanya mendarat di tanah dan saling mendekati tanpa berniat untuk tunduk pada yang lain. Namun, mereka diganggu oleh munculnya tiba-tiba sejumlah besar dahan kayu.
Megumi melihat Toge menghindari cabang-cabang tersebut dan langsung menggunakan ucapan kutukan untuk memberi tahu kedua anak laki-laki itu untuk melarikan diri. Hal ini memaksa Megumi dan Noritoshi menghindari duri-duri kayu yang mencoba menyerang mereka.
Di luar medan perang, pengguna kutukan Juzo mengatur sebuah lusuh dan memanggil tirai untuk menutupi area tersebut. Ketika tirai mulai terbentuk, pengguna kutukan gila itu seru-seruan untuk mulai membuat tempat gantung pakaian.
Noritoshi Kamo, Megumi Fushiguro, Yuji Itadori (Disebutkan), Toge Inumaki, Juzo Kumiya
Tokyo Jujutsu High
Teknik Megumi Fushiguro: Ten Shadows Technique, Max Elephant, Nue, The Well's Unknown Abyss
Teknik Noritoshi Kamo: Manipulasi Darah, Crimson Binding
Teknik Toge Inumaki: Ucapan Kutukan "Melarikan diri"
Kyoto Sister School Goodwill Event - Team Battle, Part 11 (京 (きょう) 都 (と) 姉 (し) 妹 (まい) 校 (こう) 交 (こう) 流 (りゅう) 会 (かい) －団 (だん) 体 (たい) 戦 (せん) ⑪－, Kyōto shimai-kō kōryū-kai -dantai-sen ⑪-?) is the forty-forth chapter of Gege Akutami's Jujutsu Kaisen.
