Saat ini aku menapaki jalan sepi, aku sendiri menanti di kejauhan dalam hati ini aku hati terdiam dan merenung namun dalam setiap tetesan air mata yang tiba-tiba saja jatuh. Aku cuma berharap suatu saat nasib akan berubah meskipun aku menyadari bahwa aku bukanlah siapa-siapa, waktu akan terus berjalan bahkan setiap detik dan juga bersama sang waktu hanya saja aku tetap menapaki jalan kesedihan. Saat aku berjalan dan juga mencari kebahagiaan untuk diriku sendiri, hanya saja Tuhan mempunyai cara lain untukku bahagia. Seolah-olah dia berkata padaku "Sudah lewati saja jalan itu" aku hanya berusaha menutupi diriku namun setelah itu aku sadar bahwa aku membutuhkanmu. (Cerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat mohon dimaafkan) ***