Aku yang melihat semua itu benar-benar sudah tidak tahan dan ingin segera menghajar penjual bermulut sampah itu, namun sebelum aku benar-benar melakukannya Elio dengan cepat menghalangi ku dan menatapku dengan tajam, berusaha menghentikan tindakan ku. "Tuan, tolong beri kami dua kantung gandum saja maka kami akan segera pergi." kata Elio lagi yang membuat ku sangat kesal bagaimana dia bisa merendahkan dirinya didepan penjual sinis itu. Apalagi si tua itu dengan sengaja melempar kedua kantung gandum tersebut didepan anak-anak sekarang menganggap mereka bukan manusia melainkan binatang. Setelah barter yang melelahkan itu selesai, Elio akhirnya menarik ku untuk segera meninggalkan tempat itu bersama-sama dengan anak-anak. Aku yang sebenarnya masih tidak terima dengan perkataan pedagang itu mau tidak mau harus menurut dan pasrah saja ketika Elio menarik lenganku.