Untuk menyelamatkan Megumi, Sukuna menghadapi Mahoraga shikigami yang kacau dalam pertempuran! Meskipun Sukuna mendapatkan keuntungan awal, tetapi ia dengan cepat menyadari bahwa kemampuan Mahoraga untuk beradaptasi tidak bisa dianggap remeh. Mahoraga mungkin telah berhasil mengalahkan Sukuna jika Megumi memanggilnya saat pertama kali mereka bertemu, tetapi setelah sepuluh jari tangan, Raja Kutukan dapat menunjukkan kekuatan sejati.
Sukuna menghentikan serangan pedang Mahoraga.
Mahoraga menyerang, dengan menggunakan pedang yang melekat pada tinjunya. Sukuna menghentikan pedang dengan lengan bawahnya, menciptakan gelombang kejut yang membuat Shigemo terjatuh.
Sukuna menyadari bahwa pedang itu mengeluarkan energi aneh dan melompat menghindar sebelum pedang itu berhasil menembus pertahanannya. Sambil terbalik di udara, Sukuna memberikan serangkaian pukulan dengan tangan kirinya. Ia mendarat dan mengikuti dengan melepaskan teknik kutukan-nya, Dismantle, yang membelah tubuh shikigami tersebut.
Saat Mahoraga pulih dari pukulan hebat tersebut, Sukuna mengenali pedang khusus tersebut sebagai alat terkutuk untuk roh terkutuk; Pedang Penghabisan. Pedang itu dibalut dengan energi positif yang mirip dengan yang dihasilkan oleh teknik kutukan terbalik. Jika Sukuna adalah roh terkutuk biasa, ia pasti akan terbelah habis oleh lawannya.
Sukuna kehilangan keuntungan dan terdorong jatuh ke beberapa bangunan.
Roda delapan pegangan di kepala Mahoraga berputar, tiba-tiba menyembuhkan semua lukanya. Sukuna segera menyerang lagi, tetapi kali ini teknik irisan-nya dipantulkan oleh Mahoraga, yang membuatnya terkejut.
Mahoraga mengayunkan pedangnya lagi dan Sukuna bersiap untuk menghentikannya, tetapi kali ini pedang tersebut langsung patah dan Sukuna terdorong jatuh ke beberapa bangunan akibat benturan tersebut. Sukuna akhirnya menabrak dinding terakhir ke dalam sebuah kantor. Dengan senang hati, Sukuna mengakui bahwa lawannya tidak buruk. Dalam sekejap, Mahoraga menghapus area besar yang baru saja ditimpa Sukuna untuk menyerang lagi.
"Kemampuan untuk beradaptasi dengan segala fenomena!".
Mahoraga mencoba menusuk wajah Sukuna tetapi ia melompat di atas pedang tersebut, sekaligus menendang lawannya. Sukuna naik ke lengan lawannya yang besar dan menempatkan telapak tangannya di wajah shikigami tersebut, menyatakan bahwa sekarang gilirannya. Sukuna mengaktifkan teknik irisan-nya, membelah seluruh gedung kantor menjadi dua. Dampaknya menjatuhkan shikigami tersebut keluar dari struktur hanya untuk Sukuna menindaklanjuti dengan menendangnya ke tanah.
Sukuna mendarat di samping lawannya yang sedang pulih dan mengasumsikan bahwa lawannya akan sembuh lagi berdasarkan pengamatan Sukuna. Roda delapan pegangan berputar dan semua luka Mahoraga menghilang seperti yang Sukuna harapkan. Sukuna membandingkan kemampuan ini dengan Yamata-no-Orochi. Serangan pertama Mahoraga diperkuat dengan energi positif. Ketika itu tidak berhasil, ia beradaptasi dan memperkuat serangan kedua dengan energi kutukan. Selain itu, ia dapat melihat teknik kutukan Sukuna dan memantulkannya. Kedua hal ini terjadi setelah roda delapan pegangan berputar untuk pertama kalinya. Mantra Furu dari Sepuluh Harta Suci dan roda delapan pegangan mewakili siklus dan harmoni yang lengkap. Dengan informasi ini, Sukuna menyimpulkan bahwa teknik Mahoraga memungkinkannya untuk beradaptasi dengan segala fenomena.
Sukuna mengakui bahwa jika Megumi telah melepaskan makhluk ini saat mereka pertama kali bertarung, mungkin saja makhluk tersebut berhasil mengalahkannya. Ia berterima kasih kepada Megumi karena telah menunjukkan jalan bagi Sukuna dan mengaktifkan Domain Expansion: Malevolent Shrine!
Sukuna Haruta Shigemo Megumi Fushiguro
Shibuya Di Luar Stasiun Shibuya
Alat Terkutuk Pedang PenghabisanTeknik Megumi Fushiguro Teknik Sepuluh Bayangan Pedang Delapan Pegangan Sila Divergen MahoragaJutsu Sukuna Teknik Domain Expansion: Malevolent Shrine Kutukan Penyusutan
The Shibuya Incident, Part 36 (渋 (しぶ) 谷 (や) 事 (じ) 変 (へん) ㊱, Shibuya Jihen 36?) is the one hundred and eighteenth chapter of Gege Akutami's Jujutsu Kaisen.
